09 October 2011

Kisah Abu Nawas: Mencari Kambing Untuk Nazar

Mencari Kambing Untuk Nazar.



Kisah Abu Nawas: Mencari Kambing Untuk Nazar.Sekali lagi kisah Abu Nawas tidak ada habisnya untuk dibaca, itu karena sebagai Abu Nawas yang sangat pintar. Seperti kisah berikut, yang kecerdikan Abu Nawas diuji oleh teman lama Abdul Hamid. Dia telah meminta bantuan kepada Abu Nawas dalam hal mencari besarnya kambing jantan dengan tanduk satu jengkal untuk memenuhi janji (nazar) Abdul Hamid. Kisahnya ... Dahulu di Negara Persia hiduplah seorang pria bernama Abdul Hamid AL Kharizmi. Orang ini adalah seorang pedagang kaya di daerahnya. Tapi sayangnya, dia belum juga dikaruniai anak meskipun pernikahannya telah mencapai usia lima tahun. Suatu hari, setelah shalat Ashar di masjid, ia bersumpah, "Oh Tuhan ... jika Anda memberi saya seorang anak, maka akan kusembelih seekor kambing yang memiliki  tanduk satu jengkal tangan manusia."
Tanpa diduga, setelah dia pulang dari masjid, istrinya disebut Zazariah berteriak, memeluk dia ketika Abdul Hamid mencapai pintu depan rumah, "Wahai suamiku ... Ternyata Tuhan telah menjawab doa-doa kita selama ini, aku hamil, "kata istrinya. Suami istri itu sangat bahagia. Abdul Hamid sangat menyukai dan perhatian kepada istrinya saat dia hamil. Setelah sembilan bulan, dia akhirnya melahirkan seorang anak yang lucu bernama Abdul Hafiz. Beberapa minggu setelah kelahiran anaknya, ia ingat sumpah yang diucapkan di masjid pertama, yang menyembelih seekor kambing yang memiliki  tanduk satu jengkal tangan manusia. Tapi setelah melihat ke segala penjuru, kambing yang dicari tidak terpenuhi juga. Ia merenung, dan tiba-tiba ia ingat teman lamanya dengan nama Abu Nawas, seorang teman yang sangat pintar. Dia memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan Abu Nawas. Setelah beberapa hari pencarian, anak buah Abdul Hamid menemukan rumah Abu Nawas. Abu Nawas adalah orang yang sangat terkenal di masanya.

 Sesampainya di rumah Abu Nawas, Anak buah Abdul Hamid mengatakan kejadian yang dialami oleh  majikan. "Oke, aku akan pergi ke sana", kata Abu Nawas kepada bawahan Abdul Hamid. Abu Nawas berangkat dengan anak buahnya Abdul Hamid, meskipun dia belum menemukan alasan untuk memecahkan masalah yang dialami oleh sahabatnya. Sesampainya di Persia, Abu Nawas disambut oleh Abdul Hamid dan istrinya. Setelah menjelaskan masalah yang terjadi padanya, Abu Nawas berkata, "Beri aku semalam untuk berpikir Besok pagi saya akan memberikan jawabannya.." Setelah itu Abu Nawas diizinkan untuk beristirahat di kamarnya. Sepanjang malam ia tidak bisa tidur, untuk menemukan rasa jawabannya akan diberikan kepada temannya di pagi hari. Setelah beberapa jam memeras otak, akhirnya ia tidur nyenyak malam itu, yang menunjukkan bahwa jawabannya telah dia temukan. Keesokan paginya, Abu Nawas meminta agar Abdul Hamid memerintahkan bawahannya untuk mempersiapkan seekor kambing di kebun belakang rumah pada tengah hari. Abu Nawas mengatakan akan memberikan kejutan untuk temannya, Abdul Hamid. Saat matahari berada tepat di atasnya, Abu Nawas mengundang  Abdul Hamidpergi ke kebun rumahnya. "Saya telah menemukan kambing yang Anda cari," kata Abu Nawas. Wajah Abdul Hamid kaget dan bingung tidak mengerti, karena kambing yang diperoleh Abu Nawas hanyalah kambing biasa, ia mulai berpikir bahwa tanduk kambing itu tidak satu jengkal tangan manusia.Hatinya mulai sedih. "Nah teman saya, sekarang Anda dapat melaksanakan nazarmu untuk menyembelih seekor kambing yang memiliki tanduk sepanjang satu jengkal tangan manusia," kata Abu Nawas. "Tapi bukankah tanduk kambing itu sama dengan tanduk kambing lain, tidak satu jengkal tangan manusia," kata Abdul Hamid ragu.

Kemudian Abu Nawas mengatakan kepada Abdul Hamid untuk mengambil anaknya . Setelah Abdul Hamid memberikan putranya, Abu Nawas lalu mengukur tanduk kambing dengan tangan bayi tersebut, lalu menunjukkan kepada Abdul Hamid. "Nah ... sekarang Anda dapat membayar nazarmu kepada Allah S.W.T. bukan?" kata Abu Nawas. Abdul Hamid tersenyum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Abu Nawas. Nazar akhirnya bisa dipenuhi, betapa senangnya Abdul Hamid dan istrinya dapat memenuhi janji mereka.
Sumber: http://anakedoya.blogspot.com/

5 komentar:

Jual Bibit Durian Montong said...

wah dapat cerita abu nawas lagi, cerita ini dulu kondang saat saya kecil jadi pengantar tidur

jual cover motor said...

hehehe abu nawas emang gak ada matinya

grosir tempat sepatu said...

saya jadi ingat jaman kecil mau tidur sering didongeng abu nawasss

gantungan jilbab murah said...

lanjut dong kakak cerita lainnya, bagus bangettttttt

jual bibit durian said...

luar biasa, ceritanya bisa buat aku kembali ke masa kecil

Post a Comment

Dilarang mempromosikan blog dengan URL.
Dilarang menulis URL blog di kotak "Name:"
Bila Ente melanggar, maka komentar Ente, Ane HAPUS !!!